Senin, 05 Desember 2016

Pancasila dan Generasi Muda Saat Ini





"Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan mengguncang dunia"

Kita tentu tidak asing dengan kalimat tersebut, bukan? Itulah yang diucapkan Proklamator dan Presiden pertama kita yaitu Ir. Soekarno. Kalimat ini disampaikannya dengan berapi-api, sehingga mengingatkan kita bahwa masa depan bangsa dan negara Indonesia ini terletak di tangan generasi muda. Inilah generasi yang akan menjawab berbagai tantangan di masa depan dengan berbagai komplesitasnya.
Eksistensi generasi muda menjadi pelopor pergerakan kemerdekaan Indonesia kemudian menjadi tonggak yang sangat menentukan dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Selanjutnya dinamika peranan generasi muda yang dipelopori oleh generasi muda yang berpendidikan tinggi berkembang di berbagai  bidang kehidupan. Seiring dengan dinamika perkembangan politik, sosial, dan budaya di Indonesia peranan generasi muda mengalami pasang surut. Di zaman globalisasi sekarang peranan generasi muda terutama dalam mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan masyarakat menjadi semakin surut.

Generasi Muda

dan Identitas Jatidiri Sebagai  Bangsa Indonesia

Degradasi kualitas generasi muda Indonesia saat ini, memasuki taraf yang mengkhawatirkan, yang ditandai dengan melemahnya identitas dan ketahanan budaya. Lemahnya ketahanan budaya tersebut tercermin antara lain dari lemahnya kemampuan dalam menyikapi dinamika perubahan sebagai akibat dari tuntutan zaman yang secara kental diwarnai oleh derasnya serbuan budaya global.
Kebudayaan nasional yang diharapkan mampu sebagai katalisator dalam mengadopsi nilai-nilai universal yang luhur dan sekaligus sebagai filter terhadap masuknya budaya global yang bersifat negatif ternyata belum mampu berfungsi sebagaimana mestinya. Tanpa adanya sikap adaptif-kritis, maka adopsi budaya negatif, antara lain: sikap konsumtif, individualis-hedonis, akan lebih cepat prosesnya dibandingkan dengan adopsi budaya positif-produktif.
Krisis multidimensi yang berkepanjangan telah memberikan kontribusi terhadap semakin melemahnya rasa kepercayaan diri dan kebanggaan generasi muda, dan menguatnya sikap ketergantungan, bahkan lebih jauh telah menyuburkan sikap apatis generasi muda terhadap berbagai persoalan bangsanya. Generasi muda menjadi generasi yang cuek terhadap realitas yang terjadi dalam masyarakat karena berpandangan bahwa bukan tugas dan kewajibannya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut.
Selain itu persoalan generasi muda adalah menipisnya semangat nasionalisme tersebut juga sebagai akibat dari lemahnya kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman (pluralitas) yang menjadi ciri khas obyektif bangsa Indonesia. Selain itu nasionalisme Indonesia dalam kalangan generasi muda tergerus oleh arus globalisasi yang deras memenuhi segala dimensi kehidupan generasi muda.
Untuk itu perlu dibangun karakter generasi muda yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, menjadi bangsa yang berkarakter adalah keinginan kita semua.
Soekarno selalu menggelorakan gerakan kesadaran untuk membentuk “nation and character building”.  Soekarno menyatakan bahwa tugas berat bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan adalah membangun karakter bangsa. Apabila pembangunan karakter bangsa ini tidak berhasil, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli.

Generasi muda terseret oleh berbagai kehidupan modern yang hedonis, melupakan nilai-nilai budaya bangsa yang berakar dari Pancasila:
      1.     Pengaruh globalisasi dunia terutama komunikasi dan informasi.



Globalisasi dunia membawa perubahan yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat, baik dari sisi positif ataupun negatifnya. Pengaruh komunikasi dan informasi saat ini berperan utama dalam membentuk sebagian besar tingkah laku dan kepribadian anak muda di Indonesia. Gaya hidup dan perilaku anak muda yang hedonis terinspirasi dari televisi, film, internet serta media komunikasi lainnya. Kejadian, kecenderungan gaya hidup di belahan bumi lain, dengan pengaruh globalisasi membawa efek terinspirasinya anak muda di belahan dunia lain untuk melakukan tindakan serupa.

2.     Degradasi kualitas moral



Salah satu hal yang sangat memprihatinkan di kalangan generasi muda adalah adanya penurunan kualitas moral, baik itu moral agama ataupun susila. Semakin melunturnya norma dan nilai-nilai agama dan susila dalam masyarakat, berubahnya persepsi dan kebiasaan tatanan kehidupan membawa kontribusi yang luar biasa bagi penurunan kualitas moral.

      3.     Lingkungan pergaulan

Pergaulan, baik itu di lingkungan sekolah, kampus dan masyarakat merupakan asosiasi yang efektif bagi generasi muda untuk menumbuhkan gaya hidup yang hedonis. Dalam banyak kasus, kekerasan dilakukan oleh generasi muda secara berkelompok dan karena itu kekerasan  menjadi kekerasan kolektif yang secara psikologis, seseorang menjadi lebih berani dan terbuka dalam melakukan kekerasan.

      4.     Sikap emosional dan egoistic



Generasi muda identik dengan tingginya sikap emosional dan egoistik. Mereka melakukan berbagai tindakan  berdasarkan emosi dan ego, tidak berdasarkan rasio, tanpa memikirkan dampak dan akibatnya. Hanya untuk menunjukkan eksistensi dan ekspresi diri mereka kadang melakukan kekerasan.

Fungsi dan Peran Pancasila

dalam Membangun Jati Diri Generasi Muda

Pancasila dapat menjadi filter segala sesuatu dari pengaruh negatif globalisasi. Selain itu, dapat membangkitkan kesadaran kaum muda untuk memiliki moralitas dan mentalitas yang positif, dengan berbagai hal yang harus dilakukan dalam lingkungan keluarga, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Mengarahkan dan menyadarkan generasi muda pada hal-hal dan kegiatan yang positif. Pendidikan dengan Pancasila sebagai dasarnya menekankan pada nilai-nilai untuk menumbuhkan warga negara yang baik dan patriotik.
Untuk itu Pancasila harus menjadi pandangan hidup generasi muda. Pandangan hidup mengandung konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa, termurat pikiran-pikiran terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik, yang akan membawa hidup dan kehidupan bangsa pada tujuan bersama. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia telah mampu memapu mempersatukan bangsa Indonesia yang pluralis dan multikultural serta memberikan petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat. Pancasila yang berisi nilai-nilai luhur tersebut merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri dan diyakini sebenarnya.
Memberikan bekal pendidikan yang berlandaskan pada konsep iman dan taqwa dan pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan susila. Dalam dunia pendidikan sudah saatnya direnungkan kembali sistem pendidikan nasional kita yang hanya menekankan pada pembentukan aspek kognitif, yang hanya mendidik manusia menjadi pintar. Untuk itu dibutuhkan pendidikan dengan tekhnis dan kurikulum yang lebih berpihak pada pembentukan moral dan akhlaq yang positif, yang salah satunya dikembangkan dengan Pendidikan yang berlandaskan agama.
Sebagaimana yang dinyatakan Tilaar, yang menjelaskan bahwa pendidikan merupakan wahana yang paling wajar dalam menanamkan nilai-nilai keindonesiaan, dan sekolah adalah tempat untuk mengembangkannya, terutama bagi remaja usia sekolah. Pendidikan nasional mempunyai impactyang sangat besar dalam pembentukan jati diri bangsa Indonesia.  
Pancasila harus menjadi hal yang menggambarkan identitas generasi muda kita dengan sebuah jati diri bangsa suatu bangsa yang tercermin dalam bentuk aktivitas dan pola tingkah lakunya yang dapat dikenali orang atau bangsa lain. Bagi bangsa Indonesia, jati diri bangsa dalam bentuk kepribadian nasional ini, telah disepakati sejak  bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Kesepakatan kesepakatan itu, telah muncul lewat pernyataan pendiri Negara  dengan wujud pancasila, yang di dalamnya mengandung lima nilai-nilai dasar sebagai gambaran kelakuan berpola bangsa Indonesia, yang erat dengan jiwa, moral dan kepribadian bangsa.
Pancasila tidak hanya diangkat sebagai dasar Negara namun juga menjadi pandangan hidup bangsa. Rasa dan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh cinta tanah air merupakan bagian dari “ethico-mytical nucleus” dari suatu bangsa. Untuk itu pembudayaan dan internalisasi nilai-nilai dasar tersebut perlu dilakukan secara terus-menerus dan konsekstual sesuai dengan jiwa dan tantangan zamannya. 

Peran Pemuda

dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila

Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa ini di masa mendatang harus bisa mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan memiliki modal dasar sebagai agent of change (agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial) dalam masyarakat. Karena pemuda merupakan suatu potensi yang besar sebagai armada dalam kemajuan bangsa. Peran pemuda sangat penting dalam membangun peradaban dan kemajuan suatu bangsa.
Beberapa peran yang dapat dilakukan oleh generasi muda dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah sebagai berikut.

1.     Mewariskan nilai-nilai ideal Pancasila kepada generasi di bawahnya
2.     Membekali diri dengan pendidikan yang berlandaskan Pancasila
3.     Memperkuat jati diri sebagai sebuah bangsa
4.     Penguatan nilai etnik dan nasionalisme generasi muda
5.     Pengambil peran dalam pengentasan kemiskinan dan pendidikan.

Opini Penulis:
Peran pemuda sangat penting dalam membangun peradaban dan kemajuan suatu bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa ini di masa mendatang, kita harus bisa mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan memiliki modal dasar sebagai agent of change (agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial) dalam masyarakat.
Pancasila dapat menjadi filter segala sesuatu dari pengaruh negatif globalisasi. Untuk itu nilai-nilai Pancasila selalu menjadi dasar bagi kita untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Pancasila harus menjadi pandangan hidup generasi muda. Pandangan hidup mengandung konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa, termurat pikiran-pikiran terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik, yang akan membawa hidup dan kehidupan bangsa pada tujuan bersama. 


Referensi:
http://yutzzbgt.blogspot.co.id/
Tilaar, H.A.R. 2007. Mengindonesia, Etnistas dan Identitas Bangsa Indonesia. Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Nama        :  Desy Andriani
NIM          :  155150201111047  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar