Senin, 19 Desember 2016

Pancasila Ditengah Globalisasi





Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara,itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa Indonesia yang berada di pusaran arus globalisasi dunia.Tetapi perlu diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tidak harus kehilangan jatidiri meskipun hidup ditengah-tengah pergaulan dunia. Masyarakat yang hidup di tengah kebudayaan asing, tidak menutup kemungkinan untuk meninggalkan budayanya sendiri.
Perlu diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih menyakitkan.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Saat ini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri.
Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Namun  persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadi.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap secara menyeluruh. Nilai-nilai yang datang dari luar  dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati  rakyat, kini dinilai kurang fleksibel. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB menganut paham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sejalan dengan paham liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM)  disalahartikan dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya paham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian.
Dalam kondisi seperti itu, peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai apa saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut .

OPINI:
Globalisasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan . Globalisasi selalu memiliki dampak positif dan juga negatif, sekarang bagaimana cara kita menghadapi dan menyeleksi dampak globalisasi yang datang? ya kita sebenarnya beruntung sebagai warga Indonesia karena memiliki pancasila, pancasila yang sebagai dasar negara juga sebagai dasar berkehidupan kebangsaan. Pancasila mencerminkan cara kita hidup bernegara dalam masyarakat yang sangat beragam ini. Sebagai suatu bangsa yang besar dan berbudaya jangan sampai kita ikut terseret kenegatifan dari globalisasi. Kita harus menjaga budaya kita sebagai bangsa Indonesia dengan menyeleksi dampak globalisasi apakah masih sesuai dengan identitas kita dengan dasar pancasila atau justru melenceng jauh dari pancasila. Karena pancasila adalah identitas kita sebagai warga negara Indonesia.

KEMANUSIAAN DAN PANCASILA

Prof. Dr. Ir. H Abdullah Sahab M.Sc. menjelaskan, bahwasanya manusia dianggap tidak terlalu penting dalam perkembangan dunia ini. Menurutnya, kemanusian ini menekankan bahwasanya manusia harus diangkat derjatnya tidak memandang apapun siapa manusia itu.
Kemudian timbul banyak aliran-aliran pada jaman renaissance yang timbul tentang mengangkat derajat manusia atau bisa dikatakan humanism.
“Ada tiga yang melandasi perbandingan dalam pembentukan sifat humanism, yakni humanism (penekanan manusia), naturalisme (penekanan pada alam ), dan supernaturalisme (penekanan pada hal yang lebih transedental),” paparnya diskusi bertema “Membumikan Kemanusiaan dalam kerangka Pancasila” yang diselenggarakan Lembaga Studi Pancasila Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya (LSP ITS) di Kampus ITS Surabaya, Rabu, (29/04/2015).
uru Besar Teknik Mesin ITS ini mengatakan, esensi (tujuan manusia) lebih ada dahulu ada dibandingkan dengan eksistensi (keberadaannya), hal inilah yang berlaku bagi manusia sesuai dengan prinsip ketuhanan.
Hal ini berlawanan dengan prinsip dari pemikir barat dimana esensi dari manusia itu lebih dahulu ada daripada eksistensinya. Dimana mempunyai tujuan dari adanya manusia tersebut. Seharusnya manusia itu dalam bertindak bertanggung jawab akan tetapi tidak dalam realitanya. Banyak Penyelewengan dalam kehidupan manusia itu sendiri.
Banyak kelompok yang mengangkat kemanusian khususnya kemanusiaan di barat yang mengatasnamakan HAM seolah olah mengangkat derajat manusia tetapi sebenarnya mendegradasi prinsip kemanusiaan itu sendiri. Contoh : posisi orang berkulit hitam di amerika tidak mendapatkan pendidikan yang sederajat dengan orang kulit putih, mungkin beberapa.
“Hal tersebut memang disengaja bukan berarti orang kulit hitam itu bodoh. Bagaimana eksistensi suku asli di Australia yang tidak diperhatikan dalam pendidikan maupun kesejahteraannya padahal mereka mendiami dahulu dibandingkan penduduk berkulit putih (bekas tahanan). Padahal Indonesia sendiri lebih menerapkan sisi kemanusiaan dibandingkan dengan kemanusiaan barat tersebut. Aliran kemanusian Prinsip dalam negara indonesia ini bahwasanya kemanusiaan (humanism) ini ternaungi akan nilai dari ketuhanan yang maha esa. Dimana hubungan antar sesama manusia ini terikat kepada prinsip ketuhanan sesuai ajarannya yang merujuk kepada kebenaran mutlak,” jelasnya.
Dalam pandangan Islam tentang kemanusiaan, sebagai contoh dalam cerita anak manusia yang pertama dimana Qabil membunuh adiknya Habil, dan Qabil kesulitan dan sedih dalam mengubur adiknya. Menurut islam siapa yang membunuh seseorang (satu orang) dan tidak membunuh orang lain dan tidak melakukan kejahatan, maka seolah olah dia membunuh seluruh manusia. Siapa yang menghidupkan manusia dia menghidupkan kemanusiaan. Karena manusia sangat mulia dihadapan Allah SWT.
Dalam kemanusiaan sendiri erat kaitannya dengan prinsip kebebasan. Dalam kebebasan berpikir, manusia berhak memilih untuk berbuat sesukanya. Dalam pandangan ketuhanan seperti yang dianut oleh bangsa Indonesia prinsip kebebasan harus disertai dengan rasa tanggung jawab sejalan dengan batasan-batasan yang termaktub dalam sebuah acuan. Kebebasan yang sebebas bebasnya harus dihentikan ketika kebebasan itu dalam kehidupan bermasyarakat mengganggu kehidupan orang lain, hal itu yang mendasari penegakkan hukum bagi para pengedar narkoba belakangan ini.Dalam prinsip kebebasan berpikir kita harus bijak dan cerdas dalam memandang pemikiranataupun paham tertentu.
Perkembangan teknologi dan sains dalam jaman globalisasi sekarang ternyata tidak memberikan kehidupan yang damai, bahagia, adil maupun manusiawi secara utuh. Hal itu tidaklah secara otomatis membawa efek penyelesaian ketidakadilan. Padahal dalam pancasila, sila kedua mengadung nilai humanitas yang luas dan dalam yaitu mewujudkan keadilan dan keberadaban dalam prespektif kemanusiaan. Kemanusiaan yang adil dan beradap ini lah yang mampu menembus sekat-sekat budaya, suku, dan teretorial secara geografis, dan memiliki dampak persatuan untuk membangun peradaban yang adil dalam berbangsa dan bernegara.
Adil merupakan salah satu nilai yang ada dalam kemanuasin yang sekarang sering di istilakan sebagai Hak-Hak Asasi Manusia atau HAM. Oleh karena itu seyogyanya seluruh masyarakat indonesia denga status sosil apaun adalah memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan komitmen yang sungguh-sungguh dalam disetiap lini kehidupan yang didasarkan prinsip kemanusiaan, dan empati terhadap yang lain.
“Jadi hematnya dalam perkembangan peradaban apa pun, termasuk teknologi dan sains di jaman sekarang ini harus dikendalikan oleh nilai nilai yang manusiawi atau lebih jelasnya teknologi yang memiliki nilai nilai kemanusian, yaitu memposisikan manusia seutuhnya sebagai manusia,” kataAbdullah Sahab.
Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara saat ini ketidakadilan terjadi dimana-mana. Pada umumnya hanya segelintir oranglah yang mendapatkan perhatian, katakanlah penanam modal, para pejabat. Rakyat kecil, golongan yang tidak mampu tidak perlu diperhatikan. Kondisi inilah yang mendekatkan suatu bangsa kepada Kapitalisme, hal itu bertentangan dengan kaidah yang kita anut dalam bernegara.
Ada segelintir negara yang berkuasa yang konsumsi energi 80 % dari konsumsi energi dunia, katakanlah amerika. Dan mereka ingin mempertahankan kondisi tersebut, maka mereka “merampok” ke negara lain. Salah satunya Indonesia yang menjadi korbannya.
Maka dari itu dalam pengelolaan sumberdaya alam untuk mewujudkan keadilan bagi penduduk indonesia kita wajib untuk mempertahankan sumberdaya alam tersebut. Kemudian perhatian kepada rakyat kecil secara ekonomi dapat dilaksanakan dengan menerapkan sistem koperasi sesuai seperti yang mohammad hatta rumuskan.
Kemanusiaan ini sebenarnya tidak terlalu terkait dengan nasionalisme. Dunia modern ini tidak bisa dianggap jadi satu dunia lagi, maka ada segerombol orang yang menghuni wilayah tertentu kemudian saling melindungi satu sama lain itulah kemanusiaan lalu terbentuklah sebuah nasionalisme.
“Kalau kita mencintai bangsa dan negara dan mempunyai cita-cita yang tinggi, kita harus segera melakukan sesuatu yang mendatangkan kemaslahatan bagi penduduk indonesia. Penguasaan yang menaungi hajat orang banyak itu wajib dilaksanakan, penguasaan teknologi dan sumber daya alam,” ujar dia.
Menurut Abdullah Sahab, sesungguhnya perjuanggannya lah yang akan menjadi tolak ukur bagi kualitas seseorang manusia dalam memanusiakan dirinya, tidaklah melihat hasil akhir. Inilah proses dimana kita menjadi khalifah di muka bumi sesuai dengan yang diharapkan Allah SWT.
Sementara itu, Ketua LSP ITS, Amin Danar Noviyanto mengatakan antara lain; Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menunjuk kepada nilai-nilai dasar yang diterjemahkan dalam hak asasi sesuai dengan acuan, dilanjutkan dengan taraf kehidupan yang layak dan sistem pemerintahan yang demokratis dan adil.
“Kini hanya bangsa yang menghargai kemanusiaanlah yang bisa dikatakan bangsa yang beradab,” ujarnya.
Amin Danar mengungkapkan, bila mengutip kata-kata dari Mahatma Gandhi “My Nationality is Humanity”, maka, kemanusiaan yang adil dan beradab itu diliputi dan dijiwai oleh ketuhanan yang maha esa. “Sama halnya dengan Pancasila yang menjiwai persatuan indonesia, menjiwai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta menjiwai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia,” sebutnya.
Kebalikan dari semua yang kita bicarakan sebelumnya, Penyerangan besar-besaran di Aleppo hingga menelan banyak korban jiwa telah menarik simpati dari seluruh dunia, tak terkecuali dari Imarah Islam Afghanistan (IIA). Melalui pernyataan resminya, Mujahidin IIA menyatakan simpati yang dalam terhadap warga Muslim Suriah khususnya di Aleppo. Mujahidin IIA juga menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam tragedi Aleppo untuk menghentikan tindakan yang membahayakan warga sipil. Berikut terjemahan pernyataan resminya:

**********

Sangat sedih harus menyaksikan bahwa puluhan ribu warga sipil tak bersenjata terutama wanita dan anak-anak terkepung di kota Suriah dari Aleppo, dengan laporan tentang pembantaian mereka, cedera dan perlakuan yang tidak manusiawi.

Imarah Islam [Afghanistan] menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik Suriah untuk berhenti dari membahayakan kehidupan Muslim sipil tak bersenjata dan mengakhiri semua kekejaman terhadap mereka.

Konflik Suriah adalah ujian yang besar dari Ilahi untuk seluruh dunia Muslim. Imarah Islam [Afghanistan] menyerukan kepada dunia Islam, Konferensi Islam, Ulama dari dunia Muslim dan semua pihak yang terlibat untuk tidak tetap acuh tak acuh dan mencegah penderitaan wanita, anak-anak dan warga sipil tak bersenjata.
Intervensi kekuatan asing di negara itu – baik itu dengan nama atau dalih apapun – hanya akan memperpanjang bencana ini.

Pembantaian Massal oleh serangan udara dan krisis kemanusiaan yang ditimbulkan oleh penderitaan itu tidak pernah bisa dibenarkan. Kami menyampaikan simpati terdalam kami kepada rakyat Suriah yang tertindas terutama pada wanita dan anak-anak yang telah terbunuh dan target dari tindakan biadab. Kami berdoa kepada Allah agar berikan belas kasihan pada situasi bencana di dunia Islam, membebaskan hamba-Nya, menahan tangan-tangan para penyerang dan membebaskan orang-orang yang tertindas dari penindasan, Aamiin Ya Allah Rabb Alam Semesta.

OPINI :
Menurut penulis, kemanusiaan muncul karena kasih sayang yang kita miliki antar sesama manusia. Namun tak banyak orang yang memiliki rasa kemanusiaan. Apalagi ketika kita sudah memegang kendali kekuasaan. Tidak terasa sama sekali ketika penguasa merampas hak rakyat. Seperti tragedi Aleppo diatas, berkedok memusnahkan teroris, warga tak bersenjata menjadi korban. Padahal kita tidak mengerti apa sebenarnya yang diinginkan oleh si penyerang. Mungkin kekuasaan, atau mungkin saja sumber daya alamnya. Semoga Allah melindungi orang-orang yang beriman kepada-Nya.

Kemanusiaan ada karena kita manusia tidak bisa hidup individu. Manusia merupakan makhluk sosial. jadi sejak dini, tanamkanlah kepada anak cucu kita untuk saling menghargai sesama, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda dan mencintai sesama makhluk hidup. Dimanapun posisi kita saat ini, baik di atas di posisi yang Berjaya, atau pun yang di bawah posisi yang biasa biasa saja. Di mata sang Pencipta kita adalah makhluk yang sama. Tidak perlu sombong dengan apa yang kita miliki saat ini. Karena kelak semua yang kita miliki dimintai pertanggung jawabannya. Dan hanya amal baik yang bias menyalamatkan kita.

oleh : Farid ulil absor


nim : 155150201111206

Senin, 12 Desember 2016

Pancasila diantara Ideologi-Ideologi Dunia

PANCASILA DIANTARA IDEOLOGI-IDEOLOGI DUNIA





Seiring dengan runtuhnya Uni Soviet dengan paham komunisnya yang tersisa kini hanyalah Rusia. Dilatar belakangi itu paham demokrasi yang di kembangkan Negara-negara barat makin subur perkembangannya. Lantas bagaimana posisi Indonesia ditengah derasnya 2 ideologi dunia tersebut?

Abad 21 ialah abad dimana perang ideologi didominasi Negara-negara barat dibawah pimpinan Amerika Serikat. Runtuhnya paham komunisme ditandai dengan terpecahnya Uni Soviet menjadi limabelas negara hancurnya dinding pemisah tembok Berlin, buberany pakta warsawa dan bergabungnya sebagian Negara Eropa Timur ke aliansi Barat Menandakan berakhirnya kedigdayaan komunisme di dunia. Meski pun pada kenyataannya komunis masih menjadi paham di Rusia, Cina, Korea

Di sisi lain, penguasaan teknologi persenjataan dan informasi semakin membuat Amerika dan Barat melabarkan sayap demokrasi ala liberalisme di berbagai belahan dunia. Bahkan Negara-negara yang semula bergabung dalam blok Timur sebagian kini membelot ke aliansi barat. Apalagi barat berhasil memanfaatkan suplai besar untuk membantu Negara Eropa Timur berhasil memanfaatkan suplai dana yang besar untuk membantu Negara Eropa Timur yang mengalami krisis keuangan

Kini paham demokrasi tak terbendung dan menjadi paham sekitar 1/3 negara –negara di dunia. Bahkan Barat dan Amerika bersedia menggelontorkan dana segar untuk mengembamgkan demokrasi di setiap Negara. Sementara Negara-negara komunis malah memiliki permasalahan keuangan yang serius dan menghadapi berbagai sanksi dan blokade dunia.

Bagaimana dengan Indonesia? Jelas bahwa sejarah mencatat pemberontakan PKI tahun 1965 membuat paham komunis dilarang tumbuh di tanah air. Era reformasi yang disertai dengan amandemen perundangundangan telah membuka demokrasi langsung dengan adanya pilkada langsung baik Presiden, Guburnur dan Walikota. Meski paham demokrasi mempunyai landasan yakni sila keempat dalam Pancasila, namun bangsa Indonesia lebih nyaman menyebut ideologinya sebagai demokrasi Pancasila

Ideologi Pancasila







Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya.

Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia dengan berdasarkan Pancasila. Dengan ideologi nasional yang menatap seluruh dinamika sosial, budaya, dan politik dapat diarahkan untuk menciptakan peluang positif bagi pertumbuhan kesejahteraan bangsa.

Sebagai suatu ideologi, pancasila memiliki beberapa dimensi yang menjadikan pancasila menjadi sebuah ideologi yang ideal. Ketiga dimensi tersebut antaranya
a. Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila yang bersifat sistematis dan rasional. yaitu hakikat nilai yang terkandungdalam ima sila pancasila.

b. Dimensi normatif, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma. sebagaimana yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945.

c. Dimensi realistispancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bersifat realistis, artinya mampu dijabarkan dalam kehidupannyata serta dalam berbagii bidang.


Beberapa Idelogi di dunia


1.Konservatisme: Mewujudkan kondisi manusiawi yang memiliki batas-batas kemampuan, baik rohani maupun jasmani. Bersikap realistis terhadap kondisi manusia.

2.Marxisme & Komunisme :memperjuangkan prinsip kesetaraan, persaudaraan, kesamaan dan keadilan bagi setiap individu.

3.Demokrasi Sosial & Sosialisme Demokratis: Tindakan melepaskan diri dari ikatan realitas sosialisme yang tidak demokratis.

4.Anarkisme: ideology yang menolak negara dan kapitalisme, berlanjut pada pelenyapan spontan segala otoritas dan hukum.

5.Feminisme: ideology ini meyakinkan bahwa penindasan seksual lebih mendasar daripada penindasan kelas, atau ada ketimpangan gender dalam masyarakat.

6.Ekogolisme:berusaha menghindarkan manusia dari malapetaka, dengan program penghijauan

7.Nasionalisme: Kesadaran dan perasaan sentimental sebangsa

8.Fasisme: Ideologi kolektivisme yang mementaskan kepemimpinan gaya khas fasisme dalam mencapai tujuan politiknya.

9.Fundamentalisme Islam merupakan reaksi terhadap sekulerisme dan liberalisme dan muncul gerakan kembali ke fundamen agama. (dari berbagai sumber)

Opini

Menurut saya ideologi pancasila disandingkan dengan ideologi-ideologi dunia lainnya sudah sangat cocok dengan jiwa dan raga bangsa Indonesia. Oleh sebab itu semua bangsa Indonesia saya rasa tidak perlu lagi menggunakan idologi negara-negara lain. Mengaca pada kondisi Indonesia hari ini banyak rakyatnya yang sudah lupa dengan Ideologi bangsanya sendiri. Banyak masalah mulai muncul, Konflik agama, konflik politik hingga konflik antara organisasi. Mari bersama membuat Negara Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi, Mari bersama belajar dari masa lalu dan yang terakhir. Mari menerima perbedaan.

NAMA: ANUGRAH RASISPUTRA
NIM     : 15550201111184

Pancasila dalam kegiatan koperasi

PANCASILA DALAM KEGIATAN KOPERASI

Oleh: M Taufiq Aryadi
Dalam upaya mewujudkan Indonesia yang sejahtera dan berkeadilan sosial diperlukan semangat dan kesungguhan serta konsistensi dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini, upaya perwujudan nilai-nilai Pancasila terkesan setengah hati tidak hanya pada level masyarakat, namun juga pada level pemerintahan.

Dewasa ini, Indonesia kini telah mengalami kondisi yang sangat dilematis. Pemerintah Indonesia menginformasikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mengalami peningkatan sekian persen. Namun, pada kenyataannya masih banyak masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia yang dapat dikategorikan memiliki taraf dan tingkat kesejahteraan hidup yang sangat rendah dan tidak layak.

Oleh karena itu, sangat diperlukan kembali merumuskan arah kebijakan perekonomian yang berwawasan Pancasila dalam upaya mewujudkan Negara Indonesia yang sejahtera dan berkeadilan. Melalui Fungsi dan Peranan Koperasilah diharapkan cita-cita tersebut dapat terwujud.


koperasi bersifat kekeluargaan

 


               
Gambar 1 : logo koperasi indonesia
Pada dasarnya rakyat Indonesia memang bukan “homo ekonomikus” melainkan lebih bersifat “homo societas”, lebih mementingkan hubungan antar manusia ketimbang kepentingan materi/ekonomi , contoh : membangun rumah penduduk dengan sistim gotong-royong (sambatan). Akibatnya di dalam sistem ekonomi liberal orang asli Indonesia menjadi termarginalkan tidak ikut dalam gerak operasional mainstream sistem ekonomi liberal yang menguasai sumber kesejahteraan ekonomi sehingga sampai kapanpun rakyat Indonesia tidak akan mengenyam kesejahteraan. Oleh karena itu sistem ekonomi yang cocok bagi masyarakat Indonesia adalah sistem ekonomi tertutup yang bersifat kekeluargaan atau ekonomi rumah tangga, yaitu bangun koperasi yang menguasai seluruh proses ekonomi dari hulu hingga hilir, dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota, sebagaimana dimaksud oleh Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya. Dengan demikian maka koperasi betul-betul menguasai sumber kesejahteraan/rejeki dari sistem ekonomi itu dan dapat mendistribusikannya secara adil dan merata kepada seluruh anggotanya tanpa kecuali, tetapi sangat dipersyaratkan bahwa  sistem pengeloaannya haruslah benar dan tertib tanpa kecurangan

Landasan Idiil Pancasila dalam Prinsip Koperasi


1.    Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
prinsip koperasi yang bersifat terbuka dan sukarela. Berarti koperasi tidak menekankan pada keyakinan, kepercayaan tertentu saja. Tidak membedakan suku, budaya dan bersifat sukarela, terbuka bersifat ketuhanan.Hal ini merupakan keputusan yang tepat, mengingat Indonesia terdiri dari beraneka ragam, suku, agama dan budaya.Selanjutnya ketentuan khusus dan jenis koperasi, diatur tersendiri di dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan lainnya.

2.    Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Dikembangkan sikap saling menghormati dan diberi hak dan kewajiban yang sama bagi anggota koperasi. Di dalam point kelima dalam prinsip koperasi mengembangkan kesejahtraan anggota khususnya dan masyarakat umumnya, berarti dikandung nilai setiap manusia hendaknya jangan hanya mementingkan diri sendiri.

3.    Sila Persatuan Indonesia
persyaratan keanggotaan koperasi tidak membeda-bedakan agama, suku bangsa, warna kulit, jenis kelamin asal mempunyai kepentingan yang sama dan dipenuhi peryaratan lain, dapat diterima sebagai anggota koperasi.

4.    Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
koperasi dikelola secara demokratis, hal ini dijiwai oleh Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan. Juga pemegang kekuasaan tertinggi dari koperasi adalah Keputusan Rapat Anggota Koperasi. Demikian pula setiap keputusan diambil dengan mengedepankan musyawarah untuk mufakat.

5.    Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Koperasi dibentuk untuk meningkatkan taraf hidup para anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi sebagai perkumpulan orang-orang dan bukan perkumpulan modal. Sebagaimana tersebut didalam melaksanakan Pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi bahwa, Sisa Hasil Usaha yang timbul akibat dari pemberian pelayanan terhadap anggota, sisa tersebut dibagikan dengan adil sesuai dengan jasa partisipasinya kepada koperasi. Sedangkan Konsep Koperasi Sosialis, Koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan nasional. Menurut konsep ini, koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan subsistem dari sistem sosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan sistem sosialis-komunis.


Kesimpulan

Koperasi sesuai dengan watak sosialnya adalah wadah ekonomi yang paling ampuh untuk menanggulangi kemiskinan dan keterbelakangan dalam upaya untuk menciptakan pembangunan yang berkeadilan. Selain itu, koperasi juga merupakan organisasi ekonomi yang paling banyak melibatkan peran serta rakyat. Oleh karena itu, koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu lebih banyak diikutsertakan dalam upaya pembangunan, untuk mewujudkan pembangunan yang lebih merata, tumbuh dari bawah, berakar di masyarakat dan mendapat dukungan luas dari rakyat.
Nama    : M Taufiq Aryadi
NIM       : 155150201111173


Senin, 05 Desember 2016

Pancasila dan Generasi Muda Saat Ini





"Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan mengguncang dunia"

Kita tentu tidak asing dengan kalimat tersebut, bukan? Itulah yang diucapkan Proklamator dan Presiden pertama kita yaitu Ir. Soekarno. Kalimat ini disampaikannya dengan berapi-api, sehingga mengingatkan kita bahwa masa depan bangsa dan negara Indonesia ini terletak di tangan generasi muda. Inilah generasi yang akan menjawab berbagai tantangan di masa depan dengan berbagai komplesitasnya.
Eksistensi generasi muda menjadi pelopor pergerakan kemerdekaan Indonesia kemudian menjadi tonggak yang sangat menentukan dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Selanjutnya dinamika peranan generasi muda yang dipelopori oleh generasi muda yang berpendidikan tinggi berkembang di berbagai  bidang kehidupan. Seiring dengan dinamika perkembangan politik, sosial, dan budaya di Indonesia peranan generasi muda mengalami pasang surut. Di zaman globalisasi sekarang peranan generasi muda terutama dalam mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan masyarakat menjadi semakin surut.

Generasi Muda

dan Identitas Jatidiri Sebagai  Bangsa Indonesia

Degradasi kualitas generasi muda Indonesia saat ini, memasuki taraf yang mengkhawatirkan, yang ditandai dengan melemahnya identitas dan ketahanan budaya. Lemahnya ketahanan budaya tersebut tercermin antara lain dari lemahnya kemampuan dalam menyikapi dinamika perubahan sebagai akibat dari tuntutan zaman yang secara kental diwarnai oleh derasnya serbuan budaya global.
Kebudayaan nasional yang diharapkan mampu sebagai katalisator dalam mengadopsi nilai-nilai universal yang luhur dan sekaligus sebagai filter terhadap masuknya budaya global yang bersifat negatif ternyata belum mampu berfungsi sebagaimana mestinya. Tanpa adanya sikap adaptif-kritis, maka adopsi budaya negatif, antara lain: sikap konsumtif, individualis-hedonis, akan lebih cepat prosesnya dibandingkan dengan adopsi budaya positif-produktif.
Krisis multidimensi yang berkepanjangan telah memberikan kontribusi terhadap semakin melemahnya rasa kepercayaan diri dan kebanggaan generasi muda, dan menguatnya sikap ketergantungan, bahkan lebih jauh telah menyuburkan sikap apatis generasi muda terhadap berbagai persoalan bangsanya. Generasi muda menjadi generasi yang cuek terhadap realitas yang terjadi dalam masyarakat karena berpandangan bahwa bukan tugas dan kewajibannya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut.
Selain itu persoalan generasi muda adalah menipisnya semangat nasionalisme tersebut juga sebagai akibat dari lemahnya kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman (pluralitas) yang menjadi ciri khas obyektif bangsa Indonesia. Selain itu nasionalisme Indonesia dalam kalangan generasi muda tergerus oleh arus globalisasi yang deras memenuhi segala dimensi kehidupan generasi muda.
Untuk itu perlu dibangun karakter generasi muda yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, menjadi bangsa yang berkarakter adalah keinginan kita semua.
Soekarno selalu menggelorakan gerakan kesadaran untuk membentuk “nation and character building”.  Soekarno menyatakan bahwa tugas berat bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan adalah membangun karakter bangsa. Apabila pembangunan karakter bangsa ini tidak berhasil, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli.

Generasi muda terseret oleh berbagai kehidupan modern yang hedonis, melupakan nilai-nilai budaya bangsa yang berakar dari Pancasila:
      1.     Pengaruh globalisasi dunia terutama komunikasi dan informasi.



Globalisasi dunia membawa perubahan yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat, baik dari sisi positif ataupun negatifnya. Pengaruh komunikasi dan informasi saat ini berperan utama dalam membentuk sebagian besar tingkah laku dan kepribadian anak muda di Indonesia. Gaya hidup dan perilaku anak muda yang hedonis terinspirasi dari televisi, film, internet serta media komunikasi lainnya. Kejadian, kecenderungan gaya hidup di belahan bumi lain, dengan pengaruh globalisasi membawa efek terinspirasinya anak muda di belahan dunia lain untuk melakukan tindakan serupa.

2.     Degradasi kualitas moral



Salah satu hal yang sangat memprihatinkan di kalangan generasi muda adalah adanya penurunan kualitas moral, baik itu moral agama ataupun susila. Semakin melunturnya norma dan nilai-nilai agama dan susila dalam masyarakat, berubahnya persepsi dan kebiasaan tatanan kehidupan membawa kontribusi yang luar biasa bagi penurunan kualitas moral.

      3.     Lingkungan pergaulan

Pergaulan, baik itu di lingkungan sekolah, kampus dan masyarakat merupakan asosiasi yang efektif bagi generasi muda untuk menumbuhkan gaya hidup yang hedonis. Dalam banyak kasus, kekerasan dilakukan oleh generasi muda secara berkelompok dan karena itu kekerasan  menjadi kekerasan kolektif yang secara psikologis, seseorang menjadi lebih berani dan terbuka dalam melakukan kekerasan.

      4.     Sikap emosional dan egoistic



Generasi muda identik dengan tingginya sikap emosional dan egoistik. Mereka melakukan berbagai tindakan  berdasarkan emosi dan ego, tidak berdasarkan rasio, tanpa memikirkan dampak dan akibatnya. Hanya untuk menunjukkan eksistensi dan ekspresi diri mereka kadang melakukan kekerasan.

Fungsi dan Peran Pancasila

dalam Membangun Jati Diri Generasi Muda

Pancasila dapat menjadi filter segala sesuatu dari pengaruh negatif globalisasi. Selain itu, dapat membangkitkan kesadaran kaum muda untuk memiliki moralitas dan mentalitas yang positif, dengan berbagai hal yang harus dilakukan dalam lingkungan keluarga, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Mengarahkan dan menyadarkan generasi muda pada hal-hal dan kegiatan yang positif. Pendidikan dengan Pancasila sebagai dasarnya menekankan pada nilai-nilai untuk menumbuhkan warga negara yang baik dan patriotik.
Untuk itu Pancasila harus menjadi pandangan hidup generasi muda. Pandangan hidup mengandung konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa, termurat pikiran-pikiran terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik, yang akan membawa hidup dan kehidupan bangsa pada tujuan bersama. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia telah mampu memapu mempersatukan bangsa Indonesia yang pluralis dan multikultural serta memberikan petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat. Pancasila yang berisi nilai-nilai luhur tersebut merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri dan diyakini sebenarnya.
Memberikan bekal pendidikan yang berlandaskan pada konsep iman dan taqwa dan pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan susila. Dalam dunia pendidikan sudah saatnya direnungkan kembali sistem pendidikan nasional kita yang hanya menekankan pada pembentukan aspek kognitif, yang hanya mendidik manusia menjadi pintar. Untuk itu dibutuhkan pendidikan dengan tekhnis dan kurikulum yang lebih berpihak pada pembentukan moral dan akhlaq yang positif, yang salah satunya dikembangkan dengan Pendidikan yang berlandaskan agama.
Sebagaimana yang dinyatakan Tilaar, yang menjelaskan bahwa pendidikan merupakan wahana yang paling wajar dalam menanamkan nilai-nilai keindonesiaan, dan sekolah adalah tempat untuk mengembangkannya, terutama bagi remaja usia sekolah. Pendidikan nasional mempunyai impactyang sangat besar dalam pembentukan jati diri bangsa Indonesia.  
Pancasila harus menjadi hal yang menggambarkan identitas generasi muda kita dengan sebuah jati diri bangsa suatu bangsa yang tercermin dalam bentuk aktivitas dan pola tingkah lakunya yang dapat dikenali orang atau bangsa lain. Bagi bangsa Indonesia, jati diri bangsa dalam bentuk kepribadian nasional ini, telah disepakati sejak  bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Kesepakatan kesepakatan itu, telah muncul lewat pernyataan pendiri Negara  dengan wujud pancasila, yang di dalamnya mengandung lima nilai-nilai dasar sebagai gambaran kelakuan berpola bangsa Indonesia, yang erat dengan jiwa, moral dan kepribadian bangsa.
Pancasila tidak hanya diangkat sebagai dasar Negara namun juga menjadi pandangan hidup bangsa. Rasa dan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh cinta tanah air merupakan bagian dari “ethico-mytical nucleus” dari suatu bangsa. Untuk itu pembudayaan dan internalisasi nilai-nilai dasar tersebut perlu dilakukan secara terus-menerus dan konsekstual sesuai dengan jiwa dan tantangan zamannya. 

Peran Pemuda

dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila

Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa ini di masa mendatang harus bisa mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan memiliki modal dasar sebagai agent of change (agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial) dalam masyarakat. Karena pemuda merupakan suatu potensi yang besar sebagai armada dalam kemajuan bangsa. Peran pemuda sangat penting dalam membangun peradaban dan kemajuan suatu bangsa.
Beberapa peran yang dapat dilakukan oleh generasi muda dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah sebagai berikut.

1.     Mewariskan nilai-nilai ideal Pancasila kepada generasi di bawahnya
2.     Membekali diri dengan pendidikan yang berlandaskan Pancasila
3.     Memperkuat jati diri sebagai sebuah bangsa
4.     Penguatan nilai etnik dan nasionalisme generasi muda
5.     Pengambil peran dalam pengentasan kemiskinan dan pendidikan.

Opini Penulis:
Peran pemuda sangat penting dalam membangun peradaban dan kemajuan suatu bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa ini di masa mendatang, kita harus bisa mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan memiliki modal dasar sebagai agent of change (agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial) dalam masyarakat.
Pancasila dapat menjadi filter segala sesuatu dari pengaruh negatif globalisasi. Untuk itu nilai-nilai Pancasila selalu menjadi dasar bagi kita untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Pancasila harus menjadi pandangan hidup generasi muda. Pandangan hidup mengandung konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa, termurat pikiran-pikiran terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik, yang akan membawa hidup dan kehidupan bangsa pada tujuan bersama. 


Referensi:
http://yutzzbgt.blogspot.co.id/
Tilaar, H.A.R. 2007. Mengindonesia, Etnistas dan Identitas Bangsa Indonesia. Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Nama        :  Desy Andriani
NIM          :  155150201111047  

Jumat, 02 Desember 2016

Mimpi Bangsa Indonesia dengan UUD 1945 dan Pancasila

Apa itu mimpi?

Mimpi menurut definisi adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada seseorang hidup tanpa mimpi atau cita-cita, sama halnya dengan sebuah negara/bangsa.
Mimpi adalah perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia/bangsa, yaitu sesuatu yang ingin digapai melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan mimpi atau cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu.

Mimpi Bangsa Indonesia


"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

Tanpa kita sadari, beberapa mimpi bangsa Indonesia tertera dalam isi Pembukaan. Inilah mimpi-mimpi bangsa Indonesia yang dapat ditemukan dalam penggalan isi Pembukaan UUD 1945 di atas :
Terhindar dari penjajahan
Menjadi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
Berkehidupan bangsa yang bebas
Memiliki pemerintahan yang dapat
membantu untuk melindungi, memajukan, mencerdaskan, dan melaksanakan
ketertiban bangsa Indonesia
Susunan negara Indonesia berdasar kepada Pancasila

Mari kita bahas dan analisa satu persatu,
a) Terhindar dari penjajahan
Terbebas dari penjajahan Bangsa lain memang benar. Tetapi, apakah
Indonesia memang sudah benar-benar sejahtera? Sepertinya belum.
Masih banyak rakyat yang tinggal di pinggir jalan tidak memiliki
tempat tinggal yang layak, masih banyak koruptor-koruptor
merajalela, dan lain sebagainya.
b) Menjadi negara yang merdekabersatuberdaulatadil dan makmur
Merdeka berarti bebas, namun masih terjadi perbudakan. Bersatu
berarti rakyat Indonesia saling melindungi satu sama lain demi
kepentingan bersama, namun masih banyak diantara kita yang lebih
mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan sesama. Berdaulat
berarti memiliki kuasa penuh, namun banyak pemimpin yang masih bisa
disuap dengan uang sehingga dikuasai oleh orang lain demi
kepentingan pribadi yang tentunya akan merugikan banyak orang
lainnya. Adil berarti tidak memihak, namun para orang yang berwenang
masih banyak yang memihak kepada kebohongan dan kesalahan daripada
yang jujur dan benar hanya karena sebuah suapan materi. Makmur
berarti sejahtera, namun masih banyak rakyat yang kesusahan untuk
menjalani hidupnya di luar sana.
c) Berkebangsaan yang Bebas
Masih terdapat orang-orang berbangsa yang tidak diberi kebebasan
untuk menyatakan kritik dan pendapatnya karena kalah dengan kaum
mayoritas sehingga harus tetap mengikuti padahal mereka belum tentu
menyetujuinya.
d)Memiliki pemerintahan yang dapat
membantu untuk melindungi, memajukanmencerdaskandan melaksanakan
ketertiban bangsa Indonesia
Banyak tokoh-tokoh pemerintahan bangsa ini yang tidak memberikan
contoh yang baik bagi rakyat, padahal mereka termasuk orang-orang
terpilih yang telah dipercayai oleh rakyat untuk menjalankan
pemerintahan di bangsa ini. Seperti yang dapat kita lihat bahwa
sistem politik Indonesia menggagas sistem presidensial, namun tidak
pernah lepas dari sistem parlementer. Semakin banyak partai politik
yang bermunculan, dan manajemen pemerintahan di Indonesia sangatlah
tidak mudah untuk dijalankan. Jalannya pemerintahan terlihat sangat
tidak efisien. Semua ini merupakan dampak dari banyaknya kebutuhan
partai politik yang harus diperhatikan oleh pemerintahan. Rakyat
sangat membutuhkan tokoh pemerintahan yang baik, benar dan juga
berkualitas untuk menjalankan sistem pemerintahan bangsa yang tidak
mudah itu.
e)Susunan negara Indonesia berdasar kepada Pancasila
Sebenarnya tidak hanya susunan negara yang harus berdasar pada Pancasila, tetapi juga bagaimana kita sebagai rakyat dan beberapa dari kita merupakan pemimpin harus menjalankan kehidupan sehari-hari yang berdasar pada Pancasila. Namun dapat kita lihat sendiri, masih banyak dari rakyat dan juga pemimpinnya yang masih berperilaku menyeleweng dari isi Pancasila yang berisi sebagai berikut :
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Harapan yang Harus diraih

 Optimisme harus tetap dijaga dan perjalanan panjang harus
tetap dilalui
 Menjalankan proses trial and error
 Dapat menuju pada perubahan yang lebih baik, selalu
merujuk pada cita-citauntuk apa negara ini didirikan?”
seperti yang terdapat pada isi Pembukaan UUD 1945

Bagaimana Meraih Harapan Tersebut?


Menerjemahkan dan menerapkan isi dari Pembukaan UUD 1945
(dan juga Pancasila) dalam kehidupan sehari-hari
Kemudian, secara bertahap mengimplementasikan dalam
segala bidang (seperti ekonomi, politik, dan lain
sebagainya)
Membaca, mempelajari, dan memahami Sejarah agar dapat
belajar dari pengalaman-pengalaman yang terjadi di masa
lalutidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah
diperbuat dan juga dapat memotivasi diri kita agar terus
bersemangat demi meraih cita-cita Indonesia

“ BANGSA INI AKAN MERUGI KALAU KONDISI HARI

INI LEBIH BURUK DARIPADA KEMARIN, DAN ESOK

TIDAK LEBIH BAIK DARI HARI INI “


Opini Penulis
Tanpa kita sadari, ternyata mimpi-mimpi bangsa Indonesia sudah tertera sejak lama dalam isi pembukaan UUD 1945. Namun, belum ada satu pun dari mimpi-mimpi tersebut yang sudah benar-benar dapat dicapai oleh bangsa ini. Yang saya tangkap bahwa bangsa Indonesia ini butuh pemuda dan pemudi yang peduli dengan bangsa. Bukan hanya para pemimpin yang dituntut untuk dapat meraih mimpi tersebut, namun kita sebagai rakyat Indonesia yang peduli, yang lahir sebagai generasi penerus bangsa ini, juga harus berperan dalam meraih mimpi-mimpi bangsa Indonesia. Berperan untuk bangsa ini, tidak harus dengan melakukan hal-hal yang sulit dan menyusahkan diri kita. Cukup kita mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, dengan menerapkan dan menjalani kehidupan sehari-hari berdasarkan kepada isi dari Pancasila. Maka hal tersebut dapat mempermudah bangsa ini meraih mimpi-mimpinya. Tidak lupa untuk peduli terhadap sesama dan bersatu terlebih dahulu untuk kemudian bersama-sama memperdulikan bangsa ini.

Nama : Arsya Monica P.
NIM  : 155150201111049